Thursday 13 June 2013

So Hard.. To Be A Driver..

Ini cerita pengalamanku yang ingin bisa mengendarai mobil. Setahun yang lau saya membeli mobil manual dengan harapan saya bisa mandiri, mengendarai kendaraan sendiri kemanapun yang saya mau, tidak perlu lagi minta antar suami, adik ataupun ayah saya. Karena terasa sulit sekali ketika kita harus sering bergantung kepada siapapun disaat kita akan pergi ke suatu tempat.

Mobil tersebut sudah 1 tahun saya miliki, tapi tidak ada kemajuan yang significant. Mungkin karena saya terlalu penakut. Saya berani turun ke jalan raya, setelah saya mengikuti kursus mengendarai. Namun kursus tersebut tidak terlalu ngefek pada saya, karena kopling dan gas yang ada pada mobil kendaraan itu ada dua buah. Sehingga kontrol kopling dan gas mayoritas dikendalikan oleh si pengajar. Setelah kursus, saya sudah bisa mengendarai ke beberapa tempat dengan didampingi oleh ayah saya dan saya bisa mengendarai ke tempat-tempat yang dekat dari rumah saya sendirian. Namun itu tidak cukup ketika saya dihadapkan dengan macet yang amat parah di jalan yang sangat menanjak. Oh My God, it's make me nervous.. Keringet dingin.. Ketakutan menabrak kendaraan yang ada di belakang saya.. Semua rasanya campur aduk. Pernah satu kali kejadian, saya menabrak motor yang ada di belakang saya ketika macet di jalan yang menanjak. Itu membuat saya agak trauma dan takut untuk melanjutkan pembelajaran mengendarai ini. Akhirnya yaaa segitu-segitu aja kemampuan saya mengendarai mobil.

Desperate deh sama mobil manual.. Akhirnya setelah mengajukan proposal sama suami dengan proses approve yang sangaaaaaaat panjaang dan lamaaaaa.. Kami pun berniat untuk menjual mobil manual kami dan menggantinya dengan matic. Oke, mobil manual sudah dijual dan mobil matic sudah datang. Sekarang saya memiliki banyak kemajuan. Sudah bisa mengendarai ke kantor, sudah bisa berkendara di malam hari, sudah bisa parkir mundur di carport rumah. Itu merupakan hal yang menyenangkan bagi saya. Ternyata mengendarai mobil matic lebih mudah daripada manual. Kita tidak perlu memikirkan keseimbangan antara kopling dan gas, tidak perlu mikirin jalan seperti ini harus menggunakan gigi berapa, pokoknya kita cuma gas rem dan belok-belokin setir deh. Cuma memang harus lebih sangat berhati-hati dibandingkan dengan mobil manual. Karena tanpa kita gas pun, mobil matic ini tetap jalan dan laju dari kendaraan ini tidak terasa berat, kalau istilah sundanya "ngageleser". Karena ke-ngageleseran-nya ini, saya pernah menaiki timbunan tanah yang ada di sebelah kiri dan saya pernah menyerempet orang di sebelah kiri. Suami saya bilang, "Kalau mengendarai mobil itu harus sering lihat-lihat situasi". Nah itu dia kesalahan saya, fokus saya saat berkendaraan lebih sering melihat spion kanan dan ke arah depan. Untuk daerah sebelah kiri jaraaaaaang sekali saya menggunakannya kalau tidak perlu-perlu amat.

Evaluasai buat saya, biar nyetirnya tambah jago.. Next step yang harus saya pelajari adalah teknik menggunakan setir pada saat tikungan (suka tekor aja kalau belok xixixi), teknik parkir, dapet feel nya pada saat berkendara, sering melihat kondisi di sekitar, jauh lebih berhati-hati, dan terus banyak berlatih buat menambah jam terbang.

Semoga kalian yang punya kesulitan yang sama dengan saya, tidak patah semangat yah.. yuk mari kita terus semangat berlatih.. xoxo..

No comments:

Post a Comment